Minggu, 05 Agustus 2012

SEJARAH INFRASTRUKTUR YANG TERLUPAKAN


Berbicara mengenai kajian sejarah, memang tidak dapat terlepas dari yang dinamakan unsur sejarah dan batasannya. Yang menjadi unsur dalam sejah tentu saja masa lampau dan proses. Sedangkan batasan dalam sejarah adalah dimensi ruang dan waktu. Dengan melihat unsure dan batasan inilah seorang sejarawan dapat menulis suatu sejarah. Apabila digambarkan ternyata sejarah itu tidak hanya “mandheg” dalam satu kajian saja, namun sejarah dapat menulis semua yang melingkupi kehidupan manusia. Sebagai contoh misalnya sejarah kawasan, sejarah kehidupan sehari-hari, sejarah budaya masayarakat, sejarah manusia dan semua aspek yang melingkupinya seperti aspek politik, ekonomi, sosial, dan sejarah yang jarang ditulis orang  misalnya sejarah bangunan atau infrastruktur yang lain.
Tulisan mengenai sejarah bangunan dan infrastruktur yang lain ternyata masih jarang diperhatikan, padahal itu merupakan hal yang tidak dapat terlepas dari sejarah kehidupan manusia. Yang menjadi permasalahan dalam artikel ini adalah bangunan atau infrastruktur lain dalam tulisan sejarah Indonesia. Pertanyaannya sekarang adalah mengapa sejarah tentang infrastruktur ini jarang diketemukan?
Sebelum masuk jauh dalam tulisan ini terlebih dahulu dicari konsep dari infrastruktur. Infrastruktur adalah semua hal yang bernilai penting bagi kelancaran kegiatan manusia entah itu jalan, jembatan, bangunan-bangunan dan lain-lain. Dari pengertian konsep inilah dapat diketahui bahwa yang dinamakan sejarah infra struktur itu meliputi sejarah jalan, sejarah bangunan dan semua benda dinamakan mati yang lain. Semua infrastruktur jangan kira tidak mempunyai sejarahnya. Apa yang dinamakan jalan misalnya pasti mempunyai sejarahnya tersendiri. Sebagai contoh jalan tunjungan di Surabaya. Dari sejarah jalan ini dapat digunakan untuk melakukan penafsiran terhadap kondisi ekonomi masyarakat Suabaya pada masa itu. Jalan adalah jalur dimana orang melakukan mobilisasi atau gerak, sehingga dapat dilihat siapa saja yang melintasi jalan ini. Seberapa yang yang melintas dengan berjalan kaki, dengan sepeda, atau dengan mobil. Apabila jumlah pejalan kaki lebih banyak dapat diperkirakan bahwa kondisi masyarakat Surabaya pada waktu itu sedang mengalami depresi. Akan tetapi perlu diingat sebagai seorang sejarawan tidak boleh menafsirkan secara serampangan atau asal-asalan saja, boleh jadi berjalan kaki untuk melakukan mobilisasi itu adalah hal yang sudah umum di dalam kehidupan masyarakat Surabaya misalnya. Dengan melihat jalan itu juga dapat digunakan untuk melihat sejarah transportasi. Bagaimana tansportasi itu mengalami perkembangan dari waktu ke waktu.
Selain jalan, infrastruktur lain seperti gedung atau bangunan-bangunan kuno juga dapat menggambarkan tentang kemajuan teknologi yang berkembang pada masa itu dan dapat juga untuk melihat kondisi masyarakat di sekeliling bangunan itu juga. Sebagai contoh adanya gedung sociateit di kota S. Dari sini dapat dimunculkan pertnyaan penelitian mengapa gedung sociateit ini dibangun di kota S, kok tidak di kota T. Pertanyaan ini pasti akan memunculkan respon atau jawaban baru yang menjelaskan mengapa gedung itu dibangun di kota S karena masyarakat di kota S menyenangi hal-hal yang berhubungan dengan hiburan, atau karena masyarakat di kota T sangat religius sehingga ada penolakan dari masyarakat sekitar misalnya demikian.
Kembali kepada pertanyaan penelitian, mengapa jarang diketemukan tulisan mengenai sejarah infrastruktur dalam karya sejarah Indonesia. Yang dinamakan tulisan sejarah itu pasti mengambil dokumen-dokumen yang tertulis, sedangkan okumen yang menjelaskan mengenai infrastrktur itu dapat dikatakan sangat kurang, sehingga para sejarawan merasa enggan untuk menulis sejarah ini. Selain itu tujuan utama pada awal penulisan sejarah Indonesia adalah untuk memperadabkan bangsa Indonesia, karena ada semacam pameo sejarah memperlihatkan peradaban selain untuk memperkuat patriotisme tentunya. Sehingga penulisan sejarah pada awalnya hanya menjelaskan peristiwa-peristiwa besar dan meninggalkan peristiwa kecil yang dianggap kurang penting dalam kesejarahan di Indonesia. Namun sebenarnya dari peristiwa kecil inilah memunculkan peristiwa besar itu sendiri.
Selain hal di atas, kurangnya tulisan sejarah mengenai sejarah infrastruktur itu dikarenakan kurangnya minat para sejarawan untuk mengupas hal ini ebih jauh dan mungkin ada anggapan, “aah….ngapain harus menulis sejarah kayak gitu, nggak penting”. Kata-kata semacam itu sering terlontar dari mulut kita sebagai seorang  sejarawan. Dengan berbicara demikian secara tidak sadar ternyata kita sudah melupakan sesuatu yang sangat penting dalam kesejarahan inonesia. Sehingga mulai dari sekarang kita harus sadar bahwa sesuatu yang dianggap tidak penting ternyata mempunyai implikasi yang cukup besar.
Kesimpulan dari artikel ini adalah masih banyak sejarah Indonesia yang belum terkuak terutama yang berhubungan dengan sejarah infrastruktur yang meliputi jembatan, jalan, gedung-gedung dan lain-lain. Meskipun sudah ada yang menulis tentang sejarah kota lama di Indonesia, namun dalam pendeskripsian sejarahnya belum maksimal. Hal ini adalah tugas sejarawan sekarang untuk menulis sejarah yang terlupakan ini lebih serius lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar