Berbicara mengenai kajian sejarah, memang tidak dapat
terlepas dari yang dinamakan unsur sejarah dan batasannya. Yang menjadi unsur
dalam sejah tentu saja masa lampau dan proses. Sedangkan batasan dalam sejarah
adalah dimensi ruang dan waktu. Dengan melihat unsure dan batasan inilah
seorang sejarawan dapat menulis suatu sejarah. Apabila digambarkan ternyata
sejarah itu tidak hanya “mandheg” dalam satu kajian saja, namun sejarah dapat
menulis semua yang melingkupi kehidupan manusia. Sebagai contoh misalnya
sejarah kawasan, sejarah kehidupan sehari-hari, sejarah budaya masayarakat,
sejarah manusia dan semua aspek yang melingkupinya seperti aspek politik,
ekonomi, sosial, dan sejarah yang jarang ditulis orang misalnya sejarah bangunan atau infrastruktur
yang lain.
Tulisan mengenai sejarah bangunan dan infrastruktur yang
lain ternyata masih jarang diperhatikan, padahal itu merupakan hal yang tidak
dapat terlepas dari sejarah kehidupan manusia. Yang menjadi permasalahan dalam
artikel ini adalah bangunan atau infrastruktur lain dalam tulisan sejarah Indonesia .
Pertanyaannya sekarang adalah mengapa sejarah tentang infrastruktur ini jarang
diketemukan?
Sebelum masuk jauh dalam tulisan ini terlebih dahulu
dicari konsep dari infrastruktur. Infrastruktur adalah semua hal yang bernilai
penting bagi kelancaran kegiatan manusia entah itu jalan, jembatan,
bangunan-bangunan dan lain-lain. Dari pengertian konsep inilah dapat diketahui
bahwa yang dinamakan sejarah infra struktur itu meliputi sejarah jalan, sejarah
bangunan dan semua benda dinamakan mati yang lain. Semua infrastruktur jangan
kira tidak mempunyai sejarahnya. Apa yang dinamakan jalan misalnya pasti
mempunyai sejarahnya tersendiri. Sebagai contoh jalan tunjungan di Surabaya . Dari sejarah
jalan ini dapat digunakan untuk melakukan penafsiran terhadap kondisi ekonomi
masyarakat Suabaya pada masa itu. Jalan adalah jalur dimana orang melakukan
mobilisasi atau gerak, sehingga dapat dilihat siapa saja yang melintasi jalan
ini. Seberapa yang yang melintas dengan berjalan kaki, dengan sepeda, atau
dengan mobil. Apabila jumlah pejalan kaki lebih banyak dapat diperkirakan bahwa
kondisi masyarakat Surabaya
pada waktu itu sedang mengalami depresi. Akan tetapi perlu diingat sebagai
seorang sejarawan tidak boleh menafsirkan secara serampangan atau asal-asalan
saja, boleh jadi berjalan kaki untuk melakukan mobilisasi itu adalah hal yang
sudah umum di dalam kehidupan masyarakat Surabaya
misalnya. Dengan melihat jalan itu juga dapat digunakan untuk melihat sejarah
transportasi. Bagaimana tansportasi itu mengalami perkembangan dari waktu ke
waktu.
Selain jalan, infrastruktur lain seperti gedung atau
bangunan-bangunan kuno juga dapat menggambarkan tentang kemajuan teknologi yang
berkembang pada masa itu dan dapat juga untuk melihat kondisi masyarakat di
sekeliling bangunan itu juga. Sebagai contoh adanya gedung sociateit di kota S. Dari sini dapat dimunculkan pertnyaan penelitian
mengapa gedung sociateit ini dibangun di kota S,
kok tidak di kota
T. Pertanyaan ini pasti akan memunculkan respon atau jawaban baru yang
menjelaskan mengapa gedung itu dibangun di kota S karena masyarakat di kota S
menyenangi hal-hal yang berhubungan dengan hiburan, atau karena masyarakat di
kota T sangat religius sehingga ada penolakan dari masyarakat sekitar misalnya
demikian.
Kembali kepada pertanyaan penelitian, mengapa jarang
diketemukan tulisan mengenai sejarah infrastruktur dalam karya sejarah Indonesia .
Yang dinamakan tulisan sejarah itu pasti mengambil dokumen-dokumen yang
tertulis, sedangkan okumen yang menjelaskan mengenai infrastrktur itu dapat
dikatakan sangat kurang, sehingga para sejarawan merasa enggan untuk menulis sejarah
ini. Selain itu tujuan utama pada awal penulisan sejarah Indonesia adalah untuk memperadabkan bangsa Indonesia ,
karena ada semacam pameo sejarah memperlihatkan peradaban selain untuk
memperkuat patriotisme tentunya. Sehingga penulisan sejarah pada awalnya hanya
menjelaskan peristiwa-peristiwa besar dan meninggalkan peristiwa kecil yang
dianggap kurang penting dalam kesejarahan di Indonesia . Namun sebenarnya dari
peristiwa kecil inilah memunculkan peristiwa besar itu sendiri.
Selain hal di atas, kurangnya tulisan sejarah mengenai
sejarah infrastruktur itu dikarenakan kurangnya minat para sejarawan untuk
mengupas hal ini ebih jauh dan mungkin ada anggapan, “aah….ngapain harus
menulis sejarah kayak gitu, nggak penting”. Kata-kata semacam itu sering terlontar
dari mulut kita sebagai seorang
sejarawan. Dengan berbicara demikian secara tidak sadar ternyata kita
sudah melupakan sesuatu yang sangat penting dalam kesejarahan inonesia.
Sehingga mulai dari sekarang kita harus sadar bahwa sesuatu yang dianggap tidak
penting ternyata mempunyai implikasi yang cukup besar.
Kesimpulan dari artikel ini adalah masih banyak sejarah Indonesia yang
belum terkuak terutama yang berhubungan dengan sejarah infrastruktur yang
meliputi jembatan, jalan, gedung-gedung dan lain-lain. Meskipun sudah ada yang
menulis tentang sejarah kota lama di Indonesia ,
namun dalam pendeskripsian sejarahnya belum maksimal. Hal ini adalah tugas
sejarawan sekarang untuk menulis sejarah yang terlupakan ini lebih serius lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar