Minggu, 05 Agustus 2012

POSISI PEREMPUAN DALAM KESEJARAHAN INDONESIA


Dalam karya sejarah Indonesia sangat sedikit bahkan jarang ditemukan tulisan-tulisan yang membahas mengenai perempuan secara menyeluruh. Kalau pun ada, hanya membahas hal-hal yang sifatnya umum saja. Tulisan-tulisan yang membahas mengenai lembaga atau organisasi-organisasi perempuan khususnya pada masa kolonial dan peran yang lain selain dalam hal perpolitikan misalnya tidak banyak yang diungkap. Sebagian besar tulisan sejarah yang membahas tentang perempuan pasti hanya berkisar tentang prostitusi, perempuan penghibur, dan pada hal-hal yang negatif yang lain.
Permasalahan dalam artikel pendek ini adalah kedudukan atau posisi perempuan dalam sejarah Indonesia. Mau ditempatkan dimanakah sebenarnya perempuan dalam tulisan sejarah Indonesia? Mengapa para sejarawan terdahulu sangat mengesampingkan peran perempuan dalam kesejarahan Indonesia?
Cukup sulit memang untuk menjawab pertanyaan diatas karena sampai sekarang pun keadaan semacam itu masih terus berulang. Namun demikian, sekarang sudah banyak para sejarawan yang mau mengkaji tentang perempuan. Perempuan ternyata tidak dapat disingkirkan dalam kancah kesejarahan di Indonesia. Perempuan sebenarnya memiliki pengaruh yang kuat dalam pemerintahan. Jikalau dihitung-hitung ternyata organisasi-organisasi perempuan yang ada pada masa pemerintah kolonial sungguh lumayan banyak. Hal ini dapat diambil pengertian bahwa ternyata perempuan itu punya peran yang tidak sedikit. Akan tetapi, mengapa masih saja perempuan dalam tulisan sejarah tidak pernah dibahas secara gamblang.
peran perempuan itu pun tidak hanya dalam hal perpolitikan namun juga dalam hal-hal yang berhubungan dengan masalah-masalah sosial dan budaya. Sebagai contoh, misalnya peran perawat perempuan Indonesia pada masa agresi militer belanda I dan II. Bagaimana peran para ibu dalam memberikan bekal pada saat perang tersebut dan lain-lain. Sehingga dapat dikatakan bahwa sebenarnya masalah-masalah yang berhubungan dengan  perempuan itu cenderung lebih kompleks.
Hal serupa juga terjadi pada saat menulis sejarah Indonesia pada masa pendudukan Jepang. Wanita yang sering diungkit-ungkit dalam tulisan ini pasti mempermasalasahkan wanita sebagai “Jugun Ianfu”, mengapa tidak membahas pengorbanan kaum wanita yang harus menjemur, menumbuk padi yang hanya diperuntukkan bagi orang Jepang.
Kembali pada permasalahan semula, bahwa  sungguh pelik memang dalam mengkaji perempuan ini. Sampai sekarang pun sedikit sekali para sejarawan Indonesia yang benar-benar mampu untuk membahas masalah perempuan ini, sehingga akibatnya tulisan yang membahas perempuan itu cukup sedikit.
Dapat dimakhlumi bahwa para sejarawan Indonesia terdahulu dalam menulis sejarah ini sangat berkeinginan untuk menebarkan dan membangkitkan perasaan patriotiosme terhadap bangsa dan Negara Indonesia. Namun apa yang dilakukan oleh mereka itu terasa sangat berlebihan dan cenderung melupakan masalah-masalah yang dianggap remeh atau sepele namun memiliki implikasi yang cenderung hebat.
Sekarang adalah tugas kita sebagai sejarawan. Sebagai seorang sejarawan harus benar-benar mengkaji semua masalah yang ada dalam kajian sejarah. Sehingga tidak ada sejarah yang dilupakan semacam sejarah perempuan Indonesia ini. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar